WELCOME

SELAMAT DATANG di BLOG ku yang masih sederhana ini.

Makasih sudah mau berkunjung.... ^^

Jumat, 20 Agustus 2010

CHOCHOLATE MUSIC~PROLOG~

Prolog

            Pagi…
            Belum…
            Tepatnya masih malam menjelang pagi. Hujan deras semalam.
Kabut datang seiring hujan mulai reda. Sesaat udar terasa begitu menyesakkan. Dinginnya malam itu terasa sampai ke tulang.
            Malam itu adlah malam yang takkan pernah ia lupakan. Satsuki Ichikawa, laki-laki, 18 tahun, tewas mengenaskan karena menabrakkan diri ke kereta api di Stasiun Shibuya tadi malam. Ia memikirkan berita yang akan muncul di koran nanti pagi, berita tentang dirinya yang bunuh diri. Sekarang, ia berdiri menunggu malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Terdengar suara dari bagian informaasi mengabarkan bahwa kereta tujuan Kyoto akan segera berangkat. Ia mengerjapkan mata, bersiap menyongsong takdir kematiannya. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk membunuh dirinya sendiri. Ia sudah tidak peduli, hatinya beku dan tak dapat merasakan perasaan apapun. Hatinya telah mati. Terdengar suara kereta berderak lembut diujung sana. Ia telah membulatkan tekad.
            Tangan lembut seorang gadis menariknya dan mengajaknya berlari pergi dari tempat itu. Suara kereta perlahan mulai menjauhinya. Gadis itu membawanya lari dan dengan sekejap menghancurkan seluruh keberaniannya untuk bunuh diri.
Meskipun begitu ia merasakan perasaan lembut menyelimuti seluruh tubuhnya, seluruh hatinya. Ia merasa hatinya mulai hidup kembali. Gadis berambut coklat sedada, bertopi rajutan, berpakaian kaos putih lengan pendek dan memakai rok hijau yang dihiasi aplikasi bunga musim semi itu seperti menyemangati dirinya tanpa sadar. Ia telah jatuh cinta pandangan pertama padanya. Ia berhenti berlari, gadis itu juga ikut berhenti. Gadis itu terlihat terkejut dan berbalik.
            “Apa yang Ayah lakukan? Kita bisa……” kalimatnya terputus. Gadis itu tampak lebih terkejut dan melepas genggaman tangannya dari tangan Satsuki. Tiba-tiba ia menundukkan badan dan berkata,
            “Ma…Maafkan aku. Aku kira kau adalah Ayahku. Aku buru-buru. Sekali lagi maaf. Selamat Tinggal.” Ia terseyum pada Satsuki, dan berlari lagi meninggalkannya. Gadis berambut coklat itu telah hilang dari pandangan. Mata gadis itu ternyata berwarna biru. Birukah? Apakah ia orang asing?. Entah kenapa Satsuki merasa ia akan bertemu lagi dengannya suatu saat nanti. Bertemu dengan gadis yang telah mengubah dunianya dalam sekejap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar